Kamis, 07 April 2016

MEMAHAMI CARA BERPIKIR ANAK PRASEKOLAH


cara berpikir anak prasekolahCara berpikir anak usia prasekolah/batita (bawah tiga tahun) memang kadang sukar untuk dipahami oleh orang dewasa. Adakalanya memreka bisa berfikir imajinatif dan menerawang, sehingga kebanyakan orang dewasa merasa aneh bahkan lucu ketika melihat anak kecil yang berpikir aneh. Sebagai orang tua sangat penting untuk bisa mengerti dan mampu memahami apa yang dipikirkan oleh anak prasekolah.


Menurut Jean Piaget, psikolog dan ahli dalam ilmu perkembangan kognitif anak, bahwa anak prasekolah pada umuya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


  1. Anak prasekolah mampu mengucapkan kalimat yang cukup kompleks tetapi cara berpikirnya tidak selalu logis jika dinilai oleh orang dewasa. Contohnya 
  2. Ketika anak usia ini membuat suatu kesimpulan terhadap sesuatu, maka akan sulit bagi orang dewasa untuk bisa mengubah kesimpulan tersebut. Hal ini disebabkan karena anak pada usia ini belum mampu berpikir dengan logika terbalik daan mereka belum mampu memahami logika berpikir sebab-akibat.
  3. Biasanya bersikap egois, dia beranggapan bahwa semua orang berpikir untuk kepentingan dia.
  4. Sering menaruh banyak perhatian pada satu hal dan mengabaikan hal lain.
  5. Mereka menganggap benda mati bisa hidup. Sangat wajar apabila mereka beranggapan bahwa boneka, barbie, robot-robotan memiliki perasaan seperti mereka sendiri. Tapi perlu diwaspadai jangan sampai anak kita kecanduan gadget


Berikut ini merupakan beberapa hal yang mampu dipelajari oleh anak usia prasekolah atau batita.
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom, perkembangan pemikiran anak memiliki tingkatan seperti halnya anak tangga.


  • Tingkat ke-1: Pengetahuan. Yaitu ketika seorang anak sudah diajarkan suatu hal dan dia hanya perlu mengingatnya saja. Tingkat ini yang digunakan anak untuk menceritakan kembali suatu cerita.
  • Tingkat ke-2: Pemahaman. Seorang anak sudah mampu memahami tentang konsep. Dia dapat memahami maksud dari suatu cerita. Pada tahap ini anak lebih suka mendengarkan cerita menjelang tidur.
  • Tingkat ke-3: Penerapan. Tahap ini seorang anak dapat menemukan suatu contoh dari suatu konsep. Dia dapat mengambil pelajaran dari suatu cerita dan menerapkan atau mencontohkannya kembali.
  • Tingkat ke-4: Analisa. Pada tahap ini seorang anak mampu memecah suatu cerita ke dalam beberapa bagian dan memahami setiap bagaian itu.
  • Tingkat ke-5: Sintesa. Pada tahap ini seorang anak dapat menerapkan konsep yang pernah dia pelajari pada situasi yang pertama kali dia hadapi.
  • Tingkat ke-6: Evluasi. Seorang anak yang berada pada tahap ini mampu menilai tentang apa yang telah diajarkan kepadanya baik dari sisi baik maupun sisi buruknya.

Baca: Manfaat mainan edukatif untuk anak

Kebanyakan anak pada tahap ini sudah mampu untuk berada pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Tapi mereka belum mampu untuk sampai pada tingkat analisa dan tingkat berikutnya. 

Ketika kita mengajarkan sesuatu kepada anak usia prasekolah, kita harus memahami mereka berada pada tingkat berapa,hal ini perting diketahui agar kita tidak salah dalam memperlakukan mereka. Jangan sampai kita memiliki harapan yang tinggi bahwa anak tersesbut sudah mampu memahami secara logika apa yang kita pikirkan dan menerapkannya. Ketika mengajarkan sesuatu masuklah ke dalam dunianya jadilah kita seperti dirinya sehingga kita akan memahami apa yang dipikirkan dan dirasakannya dan kitapun akan menyapaikan perkataan kita dengan perkataan yang mereka pahami.Mulailah ajari anak dengan tahapan mengetahui,memahami, menerapkan dan menganalisa.
Jangan mememaksakan kehendak kita sebagai orang dewasa agar anak memahami apa yang kita pikirkan karena sudah jelas anak usia prasekolah belum mampu memiliki analisa berfikir logis seperti orang dewasa. 

Semoga kita bisa menjadi orang tua yang bijak dan bisa memahami dunia anak-anak.
Supported by: griyamainan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar