Rabu, 20 April 2016

Jangan Menghukum Anak Ketika Sedang Marah

Marah vs Marah

Perilaku anak adakalanya membuat kita bahagia dan adakalanya membuat kita marah. Kedua perilaku anak ini tentunya ada pemicunya dan pemicu tersebut kadang hanya dari masalah sepele yang menurut penilaian kita sebagai orangtua tidak begitu penting. Tindakan seperti merajuk, ngambek maupun tindakan lainnya adakalanya disebabkan oleh hal sepele dan mereka hanya mencari perhatian dari kita saja. Terlebih lagi jika hal tersebu terjadi di saat orangtua sedang dalam kondisi cape, lelah, banyak permasalahan dan lain halnya, sehingga respon dari orangtuapun akan negatif dengan memarahi anak habis-habisan baik di depan umum maupun di rumah.
 perilaku marah pada anak
Menyikapi  perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan kita tentunya tiap orangtua akan beragam sikapnya, ada yang langsung blak-blakan marah, ada yang memilih berdiplomasi, ada yang memilih diam dan cenderung menuruti keinginan anak supaya tidak marah dan merajuk lagi.

Hal yang perlu kita perhatikan dan selalu ingat adalah jangan pernah memarahi dan memberikan sanksi atau hukuman apapun kepada anak ketika emosi kita sedang memuncak. Pada saat emosi kita sedang memuncak, apapun yang keluar dari mulut kita baik dalam bentuk perkataan maupun hukuman akan cenderung untuk menyakiti dan meghakimi dan tidak menjadikan anak lebih baik perilakunya.

Selain kita akan menyesal di kemudian hari, akibat yang sangat fatal yang akan ditimbulkan adalah kita telah melukai anak kita dan anak seringkali tidak bias melupakan kejadian itu meski ia telah beranjak dewasa. Anak juga juga bias mendendam pada orangtuanya karena sering mendapatkan perlakuan di luar batasnya.

Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan?

  1. Ingatlah:Bila kita dalam keadaan marah, segeralah menjauh dari anak. Pilihlah cara tepat untuk bias menurunkan amarah kita dengan segera. Setiap orang punya cara yang berbeda dalam menurunkan amarah seperti mencuci muka dengan air dingin, berwudhu, sholat, atau bahkan mandi dengan air sejuk atau ada juga yang memilih diam di kamar. Pilihlah cara yang paling nyaman dan sesuai dengan anda.
  2. Saat marah kita cenderung memberikan hukuman yang seberat-seberatnya pada anak kita dengan tujuan agar anak jera dan enyesal. Padahal sanksi dan hukuman yang baik adalah bukan untuk menyakiti tetapi untuk menyadarkan anak supaya ia memahami perilaku buruknya. Sanksi dan hukuman yang berat (terutama hukuman fisik seperti mencubit, memukul, menampar, dan lainnya) hanya akan menimbulkan perlawanan baru yang lebih kuat dari anak. Jika kita bertekad untuk tetap memberikan sanksi dan hukuman kepada anak, tundalah sampai emosi kita reda. Setelah itu pilih dan susunlah bentuk sanksi dan hukuman yang mendidik dan tepat dengan konteks kesalahan yang diperbuatnya. Ingat, prinsip hukuman adalah untuk mendidik bukan untuk menyakiti. Pilihlah bentuk sanksi dan hukuman yag mengurangi aktivitas yang disukainya seperti mengurangi waktu main game, atau bermain sepedah atau aktivitas lain yang disukai oleh anak tanpa ada unsur menyakiti. Baca juga: Parenting dan kedewasaan.

sumber: Ayah Edy, megapa anak saya suka melawan dan susah diatur
Supported by: griyamainan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar