Pentingnya konsep diri
Konsep diri amat penting agar anak mampu
mengembangkan karakter positif yang ada dalam dirinya. Ada pun yang dimaksud
dengan karakter adalah :
- Kepribadian
- Sifat-sifat yang melekat
- Pengetahuan dan keahlian
- Nilai-nilai (values)
- Peran dan status.
Dalam proses tumbuh kembang, konsep diri seperti apakah yang harus dimiliki oleh anak usia sekolah?
1. Identitas diri (Interpersonal attribute)
Yaitu kemampuan anak untuk mendeskripsikan
identitasnya dengan baik. Disadari atau tidak, pertanyaan-pertanyaan yang
sering kita lontarkan pada anak di usia balita akan memudahkan proses
identifikasi anak di kemudian hari. Misal, “Anak Bunda yang cantik dan pintar
ini, namanya siapa? Umurnya berapa tahun? Nama ayah dan bundanya siapa?”
2. Aspek eksistensial
Aspek eksistensiala merupakan kemampuan
anak untuk mengenali sifat dan karakter yang melekat padanya atau orang lain.
Penting sekali untuk disadari, bahwa perkataan yang sering dilontarkan pada
anak akan ikut membentuk karakter dan perilaku anak. Anak akan memiliki konsep
diri sesuai dengan apa yang kita lekatkan padanya. Jadi, kita harus
berhati-hatilah ketika memberi ‘label’ pada anak-anak kita. Seperti: memberikan
label “bodoh” atau “tidak becus” karena anak tidak bias menyelesaikan pekerjaan
sekolah dengan baik. Pelabelan ini akan membekas dan membentuk karakternya
sampai ke depan. Baca: Macam-macam gaya belajar anak.
3. Aspek karakteristik asal
Yaitu
kemampuan anak mengenali atribut asalnya. Misalnya, aku anak laki-laki, usiaku
10 tahun, aku campuran orang Jawa dan Sunda. Aspek ini akan membantu anak dalam
mengenali karakteristik khas yang melekat pada dirinya.
4. Aspek minat dan kegiatan
Setiap
anak memiliki minat dan bakat yang berbeda. Alangkah berbahagianya anak yang
memiliki orangtua yang memberi kesempatan yang luas bagi anaknya untuk
mengembangkan bakat dan minatnya, sehingga anak bisa optimal mengembangkan
kemampuan dirinya dengan sepenuh hati dan percaya diri. Memberikan dukungan
terhadap perkembangan minat dan bakat anak akan membantu anak dalam menumbuhkan
sikap dihargai dan merasa bermanfaat.
5. Prinsip hidup (self determination)
Tugas
orangtua untuk membimbing anak agar memiliki konsep/prinsip hidup yang jelas.
Ini akan membuat anak memiliki pondasi yang kokoh dan koridor yang jelas
sebagai tempatnya berpijak dan mengembangkan karakternya.
6. Keyakinan internal
Yaitu
keyakinan yang dimiliki anak, bahwa ia bisa melakukan sesuatu dan mencapai
tujuan yang diinginkannya. Keyakinan ini tidak tumbuh dengan sendirinya.
Adakalnya anak memerlukan bantuan orang lain, terutama orangtua, untuk
menumbuhkan keyakinan diri ini.
7. Kesadaran diri (self awareness)
Yaitu
kesadaran yang muncul dalam diri anak mengenai dirinya. Misalnya, aku orang
baik karena aku selalu patuh pada ayah-bunda dan rajin sekolah. Meskipun aku
tidak pandai berenang, tetapi aku jago matematika. Kesadaran diri ini akan
berkembang dengan baik jika orangtua tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada
anaknya sehingga anak memiliki kesadaran diri untuk mengembangkan kemampuan dan
konsep dirinya.
8. Pembeda sosial (social differentiations)
Yaitu
kemampuan anak dalam menilai kondisi sosial dirinya di dalam masyarakat dan
lingkungannya.
Bila
setiap anak mampu menjelaskan ukuran-ukuran konsep dirinya dengan baik dan
orangtuapun mengetahui hal ini dengan baik serta menghargainya, maka cara
pandang anak terhadap dirinya akan berbeda. Sehingga hal ini akan berpengaruh
terhadap pola pandangnya terhadap lingungan sekitar.
Oleh
karena itu, sebagai orangtua yang baik dan bijak hendaklah kita mulai
memperlakukan anak sebagai individu yang berharga yang memiliki berbagai
potensi untuk berkembang menuju individu yang lebih baik, Hindarkan
untuk memberikan penilaian atau “labeling” buruk yang akan membentuk karakter
anak menjadi anak yang egois, susah diatur, pemarah, pemberontak dan karakter
negatif lainnya.Tumbuhkan konsep diri yang positif pada anak kita dengan
membantu dan mendukungnya sesuai dengan kebutuhannya.
Supported by: griyamainan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar